Jajaran Manajemen PSCS Cilacap maupun Laskar Nusakambangan (suporter
fanatik PSCS, red), kecewa dengan PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV
Cilacap yang tak kunjung memberikan kepastian untuk membantu pendanaan
bagi PSCS guna mengarungi roda kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia
mendatang. Padahal PT Pertamina RU IV yang berlokasi di Cilacap sudah
puluhan tahun bersentuhan langsung dengan masyarakat di kabupaten ini.
Ketua Harian PSCS Cilacap, Drs Farid Ma’ruf MM kepada SatelitPost,
Selasa (15/1) mengatakan, untuk kompetisi tahun ini, dibutuhkan dana
paling tidak sebesar Rp 4,5 miliar. Dari total kebutuhan tersebut,
Manajemen PSCS baru memiliki dana sekitar Rp 500 juta, itu pun sisa dari
anggaran musim kompetisi tahun lalu.
Dengan demikian, lanjut Farid, pihaknya membutuhkan suntikan dana
dari berbagai pihak termasuk Pertamina. Namun sampai saat ini, Pertamina
yang digadang-gadang bisa turut membantu pendanaan bagi PSCS, tak
kunjung ada titik terang. Padahal, sejumlah perusahaan lain seperti PT
Holcim Tbk Cilacap Plant, Bank Jateng, PT Adi Karya, PLTU Karang Kandri,
PLTU Bunton, PT Pangan Mas Inti Persada, dan sejumlah perusahaan lain
serta para pengusaha, sudah menunjukkan tanda-tanda akan membantu
pendanaan bagi PSCS.
“Kita semuanya di jajaran manajemen serta seluruh suporter yang
tergabung dalam Laskar Nusakambangan sangat kecewa dengan Pertamina.
Pada musim kompetisi tahun lalu, kita pernah mengajukan permohonan
bantuan, tapi ditolak. Tahun ini kita coba mengajukan lagi, tapi ini
belum ada tanda-tanda kalau Pertamina akan mengucurkan dananya untuk
PSCS,” katanya.
Farid menambahkan, keberadaan Pertamina yang sudah puluhan tahun di
Cilacap, seharusnya menjadi pertimbangan tersendiri bagi mereka untuk
membantu kemajuan olahraga di wilayah ini. “Kita tahu, mereka itu BUMN.
Tapi tidak ada salahnya kalau mereka bisa mengucurkan dananya untuk
membantu kemajuan sepakbola Cilacap,” katanya.
Farid mencontohkan, jika terjadi insiden seperti tangki Pertamina
terbakar, mereka bersedia mengucurkan dananya untuk membantu masyarakat
yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan. Bukan hanya itu, apabila ada
minyak tumpah di laut, Pertamina juga selalu mengucurkan dananya untuk
para nelayan.
“Ini sama-sama mayarakat Cilacap yang membutuhkan bantuan, mengapa
tidak dibantu. Kita harapkan Pertamina membuka hati untuk turut
berpartisipasi membantu PSCS karena saat ini penggunaan dana APBD sudah
tidak diperbolehkan lagi. Kalau tidak ada bantuan dari pihak-pihak lain,
dari mana lagi kita akan mendapatkan dana untuk membiayai PSCS
mengikuti kompetisi,” katanya.
Pernyataan serupa juga dilontarkan Manager PSCS, Drs Bambang Nugroho
MM. Menurutnya, seharusnya seluruh perusahaan yang ada di Cilacap ikut
berpartisipasi untuk membantu keuangan PSCS. Jika Pertamina tetap enggan
memberikan bantuan, maka manajemen PSCS akan berusaha sekuat tenaga
untuk mencari donatur lain agar PSCS tidak terputus di tengah jalan saat
mengikuti kompetisi Divisi Utama.
“Jika perusahaan yang ada di Cilacap turut berkontribusi, secara
otomatis persoalan anggaran untuk PSCS dapat teratasi. Mudah-mudahan
mereka sadar, jika PSCS membutuhkan dukungan semua pihak,” katanya.