Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Jumat, 22 Februari 2013

Singo Edan Tak Boleh Didikte Lawan

By
Updated : Jumat, 22 Februari 2013 22.33.00
Singo Edan Tak Boleh Didikte Lawan
Tim Arema Indonesia terus melakukan persiapan intensif jelang big match Indonesia Super League 2012/2013 melawan Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (24/2). Pada latihan Jumat (22/2) pagi, pelatih Singo Edan, Rahmad Darmawan, meminta anak asuhnya untuk bisa bermain agresif sejak menit pertama.

Rahmad Darmawan menilai anak asuhnya sering terlambat start pada beberapa laga sebelumnya. Terutama pada pertandingan away, tim Singo Edan selalu kecolongan lebih dulu.

“Di menit awal anak-anak harus agresif, bukan berarti hanya menyerang lawan, tapi dalam posisi bertahan mereka harus sigap.  Jangan mau didikte permainan lawan,” tegas Rahmad Darmawan, usai memimpin latihan pagi tadi di Stadion Kanjuruhan.

Menghadapi Sriwijaya FC nanti, pelatih yang akrab disapa RD tersebut berharap pemain-pemainnya mampu menjaga keseimbangan permainan, baik kala transisi dari bertahan ke menyerang maupun juga sebaliknya.

“Saya pikir kita harus bermain dengan menjaga keseimbangan, kita main dengan formasi apapaun, bisa dengan 4-4-2, atau 4-2-3-1, atau  4-1-3-2, namun tetap mengantisipasi serangan lawan,” paparnya.

Seperti dalam latihan-latihan sebelumnnya, dalam latihan pagi tadi  RD juga tampak fokus pada transisi bermain timnya. Hal tersebut tidak lepas dari Sriwijaya FC yang dinilai memiliki pemain-pemain dengan kemampuan yang merata.

”Jadi memang saya fokus sekali, Sriwijaya juga punya kekuatan di lini depan yang bagus, semua bisa pegang bola, mereka bisa melewati lawan, ada Tantan, Hilton, dan Foday Boakay,”pungkas RD.

Sementara itu, sejak beberapa hari lalu, Alberto Goncalves dkk juga tak hanya dibekali persiapan teknik dan fisik. Persoalan mental juga menjadi perhatian tim pelatih, seperti tidak boleh terlalu banyak perhatian terhadap wasit.

"Pemain harus konsentrasi kepada permainan, saya sering melihat konsentrasi itu buyar manakala pemain sudah tidak terima dengan wasit," ungkap Satya Bagja, asisten pelatih Arema.

Satyia memberikan contoh, ada salah satu yang krusial dari pemain ketika menunggu keputusan wasit, misalnya ketika ada teman yang tergeletak di lapangan, kebanyakan para pemain sudah berteriak meminta wasit atau tim lawan menghentikan permainan. Padahal ini harus segera diubah.

"Konsentrasi harus tetap kepada dimana bola dialirkan, jangan berteriak kepada wasit untuk segera menghentikan laga," ujarnya.

Contoh lain adalah pemain suka protes kepada keputusan wasit. Padahal ini harus segera diubah, pasalnya, pemain yang mulanya berkonsentrasi penuh menjadi berubah usai keputusan tersebut menguntungkan tim lawan. Jadi, pemain Arema, kecuali kapten tim, tidak boleh banyak protes terhadap keputusan wasit karena akan menggangu konsentrasi dalam bermain.

Berita Terkait

Comment