Tim Arema Indonesia terus melakukan persiapan intensif jelang big match Indonesia
Super League 2012/2013 melawan Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan,
Malang, Minggu (24/2). Pada latihan Jumat (22/2) pagi, pelatih Singo
Edan, Rahmad Darmawan, meminta anak asuhnya untuk bisa bermain agresif
sejak menit pertama.
Rahmad Darmawan menilai anak asuhnya sering terlambat start pada beberapa laga sebelumnya. Terutama pada pertandingan away, tim Singo Edan selalu kecolongan lebih dulu.
“Di menit awal anak-anak harus agresif, bukan berarti hanya menyerang
lawan, tapi dalam posisi bertahan mereka harus sigap. Jangan mau
didikte permainan lawan,” tegas Rahmad Darmawan, usai memimpin latihan
pagi tadi di Stadion Kanjuruhan.
Menghadapi Sriwijaya FC nanti, pelatih yang akrab disapa RD tersebut
berharap pemain-pemainnya mampu menjaga keseimbangan permainan, baik
kala transisi dari bertahan ke menyerang maupun juga sebaliknya.
“Saya pikir kita harus bermain dengan menjaga keseimbangan, kita main
dengan formasi apapaun, bisa dengan 4-4-2, atau 4-2-3-1, atau 4-1-3-2,
namun tetap mengantisipasi serangan lawan,” paparnya.
Seperti dalam latihan-latihan sebelumnnya, dalam latihan pagi tadi
RD juga tampak fokus pada transisi bermain timnya. Hal tersebut tidak
lepas dari Sriwijaya FC yang dinilai memiliki pemain-pemain dengan
kemampuan yang merata.
”Jadi memang saya fokus sekali, Sriwijaya juga punya kekuatan di lini
depan yang bagus, semua bisa pegang bola, mereka bisa melewati lawan,
ada Tantan, Hilton, dan Foday Boakay,”pungkas RD.
Sementara itu, sejak beberapa hari lalu, Alberto Goncalves dkk juga
tak hanya dibekali persiapan teknik dan fisik. Persoalan mental juga
menjadi perhatian tim pelatih, seperti tidak boleh terlalu banyak
perhatian terhadap wasit.
"Pemain harus konsentrasi kepada permainan, saya sering melihat
konsentrasi itu buyar manakala pemain sudah tidak terima dengan wasit,"
ungkap Satya Bagja, asisten pelatih Arema.
Satyia memberikan contoh, ada salah satu yang krusial dari pemain
ketika menunggu keputusan wasit, misalnya ketika ada teman yang
tergeletak di lapangan, kebanyakan para pemain sudah berteriak meminta
wasit atau tim lawan menghentikan permainan. Padahal ini harus segera
diubah.
"Konsentrasi harus tetap kepada dimana bola dialirkan, jangan berteriak kepada wasit untuk segera menghentikan laga," ujarnya.
Contoh lain adalah pemain suka protes kepada keputusan wasit. Padahal
ini harus segera diubah, pasalnya, pemain yang mulanya berkonsentrasi
penuh menjadi berubah usai keputusan tersebut menguntungkan tim lawan.
Jadi, pemain Arema, kecuali kapten tim, tidak boleh banyak protes
terhadap keputusan wasit karena akan menggangu konsentrasi dalam
bermain.