Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Selasa, 04 Juni 2013

PSIS vs Persitema: Perang Saudara di Jatidiri

By
Updated : Selasa, 04 Juni 2013 18.18.00
Skuad Persitema Temanggung
PSIS Semarang dan Persitema Temanggung ibarat kakak dan adik. Pertemuan kedua tim di Stadion Jatidiri Semarang, Rabu (5/6/2013) besok, menjadi penentuan siapa yang lebih unggul di antara keduanya setelah, pada pertemuan pertama kedua tim bermain sama kuat dengan skor 1-1 di Stadion Bumi Phala, 5 Maret lalu.

Sebagian besar skuat Persitema adalah pemain asal Semarang, termasuk pelatih Eko Riyadi. Ia berasal dari klub anggota PSSI Semarang, PMC, seperti Budi Cipto, pelatih kiper PSIS.
Eko dan arsitek PSIS, Firmandoyo juga berteman dekat mesti terpaut usia cukup jauh. Pada tahun 2000-an, keduanya pernah melatih klub yang sama yaitu Persik Kendal. Firmandoyo tim senior dan Eko tim Yunior. Ditarik jauh ke belakang, tepatnya tahun 1987, Eko bahkan pernah menjadi anak buah Firmandoyo di PSIS Yunior.
Tak heran jika mereka sangat tahu karakter masing-masing, termasuk bagaimana gaya di lapangan. "Eko selalu membiarkan anak buahnya bermain lepas. Saya yakin dia tidak akan bertahan meski sebagai tim tamu. Itu bukan gayanya," ujar Firmandoyo kepada Tribun Jateng (Tribunnerws.com Network), Selasa (4/6/2013).
Justru karena bermain lepas itulah, Persitema selalu bisa memberikan perlawanan sengit kepada setiap lawan. Sebagai misal saat menghadapi PSCS Cilacap, Laskar Bambu Runcing unggul lebih dahulu meski akhirnya kalah tipis 2-1.
Materi pemain Persitema yang sebagian besar dari Semarang juga harus mendapatkan perhatian sendiri. Mereka sangat mengerti gaya PSIS dan tentu, cara meredamnya.
Pemain Persitema seperti Kurnanda Fajar Saktiaji dan Trisetyo bahkan pernah membela Mahesa Jenar selama beberapa musim. Kemudian ada nama gelandang Eli Nashoka dan Dion Adi Pamungkas yang pernah menjadi anak buah Firmandoyo di tim sepak bola PON Jateng tahun 2012.
Beda dengan PSIS, Persitema tidak mengubah komposisi pemain pada jeda kompetisi. Mereka masih mengandalkan muka lama, sama seperti pada putaran pertama.
Keuntungan buat PSIS adalah dua legiun asing Persitema, Essombe Serge Marius dan Ntolo Arsene Aime masih dibekap cedera, termasuk juga Trisetyo. Dengan kondisi demikian, Eko Riyadi akan bertumpu pada tenaga lokal. "Kami main seperti biasa saja. Untuk lini depan, tanpa Ntolo kami akan mengandalkan Sumaryanto," ujar Eko Riyadi.
Tak ada target poin dari Persitema pada laga kali ini. Eko hanya ingin anak buahnya bermain maksimal, menghibur dan jika pun poin bisa dibawa pulang, itu dianggap sebagai bonus.
Persitema tak mau muluk karena PSIS punya rekor mentereng di Jatidiri dengan tidak pernah terkalahkan. Dua kali mereka bahkan bisa memukul musuh sampai babak belur yaitu saat menaklukkan Persipur Purwodadi 7-0 dan Persip Pekalongan 4-0. Dalam tujuh pertandingan berturut-turut, baik home maupun away PSIS juga tak tersentuh.
Perubahan yang dilakukan Mahesa Jenar dengan menambah lima pemain di jeda kompetisi juga mampu mendongkrak performa mereka. "Kami tahu diri. Yang penting main maksimal," tandas Eko Riyadi yang mengaku ilmu melatihnya banyak yang diserap dari Firmandoyo.
Buat PSIS, ini merupakan partai penentuan. Mengantongi nilai 25, tabungan angka Imral Usman dkk akan menjadi 28 jika mampu mengalahkan Persitema. Jumlah tersebut cukup mengantarkan mereka ke babak 12 besar menyusul PSCS Cilacap.
Sedikit berandai-andai, PSIS bahkan bisa naik ke puncak klasemen andai saja pada laga lain, PSCS Cilacap kalah atau hanya bermain imbang versus Persikabo Kabupaten Bogor di Stadion Wijaya Kusuma.
"Segala kemungkinan masih bisa terjadi. Kami fokus saja memenangkan laga demi laga. Kalau tim lain tergelincir, itu memang bisa menguntungkan," ujar manajer teknik PSIS, Setyo Agung Nugroho.
Laga ini akan disiarkan langsung oleh TV One. Meski demikian, ketua Panpel PSIS Dedy Satria Budiman berharap penonton tetap memadati Jatidiri.

Berita Terkait

Comment