Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Kamis, 01 Agustus 2013

Persemalra Langgur Berduka Kehilangan Ritham Madubun

By
Updated : Kamis, 01 Agustus 2013 14.39.00
Ritham Madubun saat membela Timnas | foto: dok
Klub Persemalra dan masyarakat Maluku Tenggara tengah berduka. Pelatih Persemalra Ritham Madubun meninggal dunia akibat sakit. Kabar ini diperoleh dari Sekretaris Tim Persemalra Fahry Rahayaan. Almarhum menghembuskan nafasnya di rumahnya di Kompleks Islamic Center Kota Tual, Maluku Tenggara, sekitar pukul 02.00 WIT (Waktu Indonesia Timur), Kamis (1/8).  Ritham adalah pelatih Persemalra sejak 2011 hingga wafat.

Ritham Madubun sebelum melatih di Persemalra adalah langganan pemain Tim Nasional Indonesia di era tahun 1990-an. Pria kalem kelahiran 1 April 1971 ini meninggal dunia akibat stroke yang dideritanya bertahun-tahun.

Beberapa pemain maupun mantan pemain yang pernah bersama Ritham Madubun juga sempat mengungkapkan rasa dukanya. BlackBerry mantan pemain Timnas Bima Sakti profile picture-nya juga dipasang foto Ritham Madubun ketika masih memperkuat Persija. “RIP Ritam Madubun, semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT,” demikian personal message Bima.

“Kami sangat kehilangan sekali dengan meninggalnya beliau,” ucap Sekretaris Tim Persemalra Fahry Rahayaan, Kamis (1/8) pagi. Menurutnya, sosok Ritham di Persemalra sulit dan bahkan tak tergantikan. “Sebagai pelatih dan mantan pemain timnas, beliau memang sangat berpengalaman terhadap pemain-pemain kami, baik dari segi organisasi maupun psikologi,” jelas Fahry.  Sebagai pelatih, sosok Ritham juga komunikatif dengan para pemain. Apalagi dia sangat mengerti kondisi persepakbolaan nasional saat ini. “Dia itu orangnya sabar.”

Fahry lalu mengisahkan, sekitar tiga hari yang lalu istri Ritham (Endang Setiawati Arief) sempat minta diantar untuk menghadap ke manajemen Persemalra. Pasalnya, tim yang kini bermain di Grup 2 Divisi Utama 2013 belum menyelesaikan beberapa kewajiban kepada pelatih ini. “Namun beliau mencegahnya dan mengatakan, kalau saya sudah terima gaji, bagaimana dengan pemain-pemain lain yang belum terima gaji,” ucap Fahry mengenang ucapan pelatih ini.

Bagi Fahry, sosok Ritham memang sebagai pelatih yang mendahulukan kepentingan orang lain, termasuk pemain. Di sisi lain, pelatih ini juga sangat konsen dan peduli pada timnya meski menghadapi kesulitan finansial.

Bahkan,  tidak ada pekerjaan lain yang dilakoni Ritham selain melatih bola. Yang membuat Fahry  hormat dengan sosok pelatih ini adalah keteguhannya pada profesi. “Beliau kalau nggak melatih ya mengajar mengaji anak-anak di masjid dekat rumahnya,” tukasnya.

Penyakit stroke Ritham sendiri kali pertama terjadi saat ia masih bermain untuk Persitara tahun 2007-2008. Saat itu ia terkena stroke di tubuh bagian kiri. Ketika itu Ritham masih tinggal di Tangerang sehingga sakitnya bisa segera disembuhkan. Namun beberapa tahun kemudian  strokenya kambuh lagi beberapa kali, hingga akhirnya puncaknya pada kematian.

Dua minggu sebelum wafat, stroke Ritham kambuh. Sejatinya, ia akan dirawat ke rumah sakit setempat. Namun karena fasilitas rumah sakit yang kurang memadai, akhirnya Ritham hanya menjalani perawatan di rumah saja.

Meski sudah tak menjadi pemain lagi, Ritham Madubun juga kerap menjalin komunikasi dengan kawan-kawannya semasa di Timnas Indonesia. Beberapa kawannya yang masih aktif menjalin kontak dengan Ritham adalah Widodo C Putra, Rahmad Darmawan, dan Ansyari Lubis.

Ritham Madubun mengawali karirnya di Persipura Jayapura. Kemudian pernah berseragam Persija, PSM Makassar, Persikota Tangerang, Pelita Jaya, PSPS Pekanbaru, Persma Manado, dan Persitara. Sementara itu di Timnas Indonesia, ia pernah tampil di ajang Piala Asia 1996 dan Pra-Piala Dunia tahun 1997.

Ritham meninggalkan seorang istri bernama Endang Setiawati Arief dan empat anak, yakni Fariz Ritham Madubun, Tisa’a Aprilla Ritham Madubun, Ning Rienda Ritham Madubun, dan Resha Chiero Maldini Ritham Madubun. Rencananya, almarhum akan dikebumikan di Desa Elaar Let, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara hari ini, sekitar pukul 13.00 WIT. Selamat jalan Bang Ritham Madubun.(Rizki Daniarto)





Berita Terkait

Comment