Meskipun berhasil mengantarkan Persik Kediri promosi ke Indonesia Super
League (ISL), namun pelatih Aris Budi Sulistyo terancam diberhentikan.
Pasalnya, Aris Budi hanya mengantongi lisensi B.
CEO Persik Kediri, Sunardi mengatakan, manajemen terpaksa memberhentikan Aris Budi, apabila yang bersangkutan tidak bisa meraih lisensi A. Sebab, salah satu kualifikasi pelatih klub ISL harus berlisensi A.
"Persiapan menghadapi kompetisi ISL musim depan belum kita lakukan. Kemarin, saya sudah menandatangani surat pembubaran tim dan panpel.
Nanti, setelah tim terbentuk, harus difikirkan kembali soal materi pemain dan pelatih. Salah satunya pelatih Aris Budi, yang masih berlisensi B," ujar Sunardi, Senin (23/9/2013)
Manajemen terpaksa memberhentikan Aris Budi, apabila memasuki musim kompetisi ISL, tetapi yang bersangkutan belum bisa mendapatkan lisensi A. Untu itu, manajemen mendorong pelatih kelahiran Solo, 11 November 1970 itu segera mendapatkan lisensi A. "Kita dorong pelatih agar bisa mendapatkan lisensi A. Apabila tidak berhasil, terpaksa kita akan mencari pelatih baru," imbuh Direktur PT Bisi Internasional Tbk Kediri, produksen benih itu.
Disisi lain, Aris Budi memang dianggap sebagai figur pelatih yang pas untuk tim "Macan Putih". Karena selain sudah terbukti berhasil meracik strategi yang bisa membawa Persik lolos ke ISL musim depan, pelatih asal Solo ini tidak neko-neko.
Statusnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkot Kediri dan mantan pemain Persik membuatnya tidak pernah rewel soal kontrak atau gaji.
Banyak orang yang menyebut Aris beruntung karena datang ke Persik dengan situasi tim yang sudah relatif stabil. Tapi melihat perjalanan dia selama di Divisi Utama, tak sepenuhnya bermuara pada keberuntungan. Dia pelatih muda yang memiliki prospek, terutama dengan kejeliannya melihat potensi pemain.
Pelatih yang masih memiliki ambisi segar untuk membuktikan kapasitasnya, dibanding pelatih mapan. Aris juga bisa nyaman karena pemain senior yang ada sekarang dulunya pernah menjadi rekan satu tim sebelum dia pensiun. Di sebelahnya ada asisten pelatih muda yang tahu pasti karakter Persik yakni Musikan. (KAR)
CEO Persik Kediri, Sunardi mengatakan, manajemen terpaksa memberhentikan Aris Budi, apabila yang bersangkutan tidak bisa meraih lisensi A. Sebab, salah satu kualifikasi pelatih klub ISL harus berlisensi A.
"Persiapan menghadapi kompetisi ISL musim depan belum kita lakukan. Kemarin, saya sudah menandatangani surat pembubaran tim dan panpel.
Nanti, setelah tim terbentuk, harus difikirkan kembali soal materi pemain dan pelatih. Salah satunya pelatih Aris Budi, yang masih berlisensi B," ujar Sunardi, Senin (23/9/2013)
Manajemen terpaksa memberhentikan Aris Budi, apabila memasuki musim kompetisi ISL, tetapi yang bersangkutan belum bisa mendapatkan lisensi A. Untu itu, manajemen mendorong pelatih kelahiran Solo, 11 November 1970 itu segera mendapatkan lisensi A. "Kita dorong pelatih agar bisa mendapatkan lisensi A. Apabila tidak berhasil, terpaksa kita akan mencari pelatih baru," imbuh Direktur PT Bisi Internasional Tbk Kediri, produksen benih itu.
Disisi lain, Aris Budi memang dianggap sebagai figur pelatih yang pas untuk tim "Macan Putih". Karena selain sudah terbukti berhasil meracik strategi yang bisa membawa Persik lolos ke ISL musim depan, pelatih asal Solo ini tidak neko-neko.
Statusnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkot Kediri dan mantan pemain Persik membuatnya tidak pernah rewel soal kontrak atau gaji.
Banyak orang yang menyebut Aris beruntung karena datang ke Persik dengan situasi tim yang sudah relatif stabil. Tapi melihat perjalanan dia selama di Divisi Utama, tak sepenuhnya bermuara pada keberuntungan. Dia pelatih muda yang memiliki prospek, terutama dengan kejeliannya melihat potensi pemain.
Pelatih yang masih memiliki ambisi segar untuk membuktikan kapasitasnya, dibanding pelatih mapan. Aris juga bisa nyaman karena pemain senior yang ada sekarang dulunya pernah menjadi rekan satu tim sebelum dia pensiun. Di sebelahnya ada asisten pelatih muda yang tahu pasti karakter Persik yakni Musikan. (KAR)


