PENGAWAS Pertandingan, Khalid sedang menjelaskan aturan kepada para manajer yang akan berlaga di kompetisi divisi II Liga Indonesia di ruang rapat KONI Aceh, petang kemarin. SERAMBI/IMRAN THAIB |
Petang nanti, Kompetisi Divisi II Liga Indonesia U-23 musim 2012-2013
di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, akan dimulai. Partai pembuka
diawali ketika Persip Pase, Aceh Utara, harus jumpa dengan PSPR
Peureulak Raya, Aceh Timur.
Seperti diketahui, kompetisi liga amatir tersebut diikuti tim PSPR Peureulak Raya, Persada Blangpidie, Persati Tamiang, Persijaya Aceh Jaya, Persip Pase, PSAU Aceh Utara, dan Lhokseumawe FC. Ketujuh tim itu memperebutkan dua tim ke pusingan kedua.
Di partai petang nanti, PSAU Aceh Utara juga tampil untuk menantang Persada Blangpidie di lapangan sintetis Lhong Raya. Sementara malam hari, pertandingan menarik juga tersaji ketika Persijaya Aceh Jaya bentrok dengan Lhokseumawe FC. Praktis, untuk laga awal, trio Pase harus bekerja keras guna mendapatkan poin penuh.
Ketua Panpel kompetisi, Bahrul Jamil kepada Serambi mengakui, bahwa setiap harinya akan digelar tiga pertandingan. Dimana untuk Stadion Harapan Bangsa dipentaskan dua partai yakni pada sore, serta malam hari. “Sementara di lapangan sintetis hanya satu laga saja,” sebut Bahrul Jamil yang juga Ketua Bidang Kompetisi Pengda PSSI Aceh.
Pada kesempatan itu, Ketua Panpel menegaskan, kalau pihaknya tetap membuka ruang komunikasi dengan ketujuh klub. Karena, kompetisi di Aceh merupakan tuan rumah bersama. Apalagi, untuk pelaksanaan klub harus membayar kepada pihak Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI).
“Mari sama-sama menjaga pertandingan sehingga kompetisi nantinya bisa berlangsung sukses,” demikian BJ--sapaan akrab Bahrul Jamil--.
Sebelumnya, manajer PSPR Peureulak Raya, M Jailani secara terbuka menyatakan, semua perangkat pertandingan supaya dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Di mana, wasit dan hakim garis harus fair sehingga pertandingan tak terjadi keributan atau kerusuhan akibat keputusan tak adil dari perangkat pertandingan.
“Semua tim termasuk Peureulak Raya jangan dibantu. Karena, semua pemain ini adalah anak-anak Aceh. Jadi, tolong pimpin perlagaan dengan fair tanpa ada kecurangan. Bagaimanapun kita hanya ingin agar wakil Aceh di pentas nasional yang terbaik dan mampu untuk bersaing,” tegas Jailani.
Menanggapi permintaan PSPR, Sekum Pengda PSSI Aceh, T Hermansyah mengutarakan komitmen mereka bahwa wasit atau hakim garis kurang becus dalam menjalankan tugasnya, maka pihaknya berjanji langsung membawa pulang perangkat pertandingan itu. “Kalau wasit salah, tak ada ampun. Mereka langsung kita pulangkan,” katanya.
Sementara itu, Persijaya Aceh Jaya memboyong 39 pemain terbaik ke Banda Aceh untuk mengikuti kompetisi Divisi II U-23 Liga Indonesia. Kemarin pagi mereka telah berangkat setelah dilepas Ketua Umum Persijaya, Ir Azhar Abdurrahman didampingi Ketua Harian T Irfan TB, dan Manejer Hanasri.
Azhar Abdurrahman mengharapkan kepada pemain Persijaya agar bisa bermain maksimal, dan mampu membawa harum nama Aceh Jaya. Sementara 39 pemain Persijaya merupakan pemain terbaik yang diseleksi melalui kompetisi U-18 Aceh Jaya baru-baru ini.(ran/c45) (aceh.tribunnews.com/)
Seperti diketahui, kompetisi liga amatir tersebut diikuti tim PSPR Peureulak Raya, Persada Blangpidie, Persati Tamiang, Persijaya Aceh Jaya, Persip Pase, PSAU Aceh Utara, dan Lhokseumawe FC. Ketujuh tim itu memperebutkan dua tim ke pusingan kedua.
Di partai petang nanti, PSAU Aceh Utara juga tampil untuk menantang Persada Blangpidie di lapangan sintetis Lhong Raya. Sementara malam hari, pertandingan menarik juga tersaji ketika Persijaya Aceh Jaya bentrok dengan Lhokseumawe FC. Praktis, untuk laga awal, trio Pase harus bekerja keras guna mendapatkan poin penuh.
Ketua Panpel kompetisi, Bahrul Jamil kepada Serambi mengakui, bahwa setiap harinya akan digelar tiga pertandingan. Dimana untuk Stadion Harapan Bangsa dipentaskan dua partai yakni pada sore, serta malam hari. “Sementara di lapangan sintetis hanya satu laga saja,” sebut Bahrul Jamil yang juga Ketua Bidang Kompetisi Pengda PSSI Aceh.
Pada kesempatan itu, Ketua Panpel menegaskan, kalau pihaknya tetap membuka ruang komunikasi dengan ketujuh klub. Karena, kompetisi di Aceh merupakan tuan rumah bersama. Apalagi, untuk pelaksanaan klub harus membayar kepada pihak Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI).
“Mari sama-sama menjaga pertandingan sehingga kompetisi nantinya bisa berlangsung sukses,” demikian BJ--sapaan akrab Bahrul Jamil--.
Sebelumnya, manajer PSPR Peureulak Raya, M Jailani secara terbuka menyatakan, semua perangkat pertandingan supaya dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Di mana, wasit dan hakim garis harus fair sehingga pertandingan tak terjadi keributan atau kerusuhan akibat keputusan tak adil dari perangkat pertandingan.
“Semua tim termasuk Peureulak Raya jangan dibantu. Karena, semua pemain ini adalah anak-anak Aceh. Jadi, tolong pimpin perlagaan dengan fair tanpa ada kecurangan. Bagaimanapun kita hanya ingin agar wakil Aceh di pentas nasional yang terbaik dan mampu untuk bersaing,” tegas Jailani.
Menanggapi permintaan PSPR, Sekum Pengda PSSI Aceh, T Hermansyah mengutarakan komitmen mereka bahwa wasit atau hakim garis kurang becus dalam menjalankan tugasnya, maka pihaknya berjanji langsung membawa pulang perangkat pertandingan itu. “Kalau wasit salah, tak ada ampun. Mereka langsung kita pulangkan,” katanya.
Sementara itu, Persijaya Aceh Jaya memboyong 39 pemain terbaik ke Banda Aceh untuk mengikuti kompetisi Divisi II U-23 Liga Indonesia. Kemarin pagi mereka telah berangkat setelah dilepas Ketua Umum Persijaya, Ir Azhar Abdurrahman didampingi Ketua Harian T Irfan TB, dan Manejer Hanasri.
Azhar Abdurrahman mengharapkan kepada pemain Persijaya agar bisa bermain maksimal, dan mampu membawa harum nama Aceh Jaya. Sementara 39 pemain Persijaya merupakan pemain terbaik yang diseleksi melalui kompetisi U-18 Aceh Jaya baru-baru ini.(ran/c45) (aceh.tribunnews.com/)