PSBI Blitar tetap tampil perkasa dengan menang tipis 1-0 atas tim sekota PSBK Kota Blitar di Stadion
Ario Srengat, Blitar Rabu (4/6). Hasil ini juga menjadi debut manis bagi
pelatih anyar PSBI, Nono Suhartono yang menggantikan Efendi Azis sehari
sebelum derby Blitar ini digelar.
Pada partai ini, tujuh pilar utama klub berjuluk Laskar Singo Lodra absen karena hukuman tampil dari Komdis. Mereka antara lain kapten tim Purwanto, Taufik Angga, Wawan Triono, Bambang Dwi Jatmiko, M. Arifin, Dian Sucahyo, dan Zainul Arifin. Praktis PSBI hanya memasukkan empat belas pemain termasuk yang duduk bangku cadangan.
“Kondisi tim ini darurat. Karena ada tujuh pemain inti yang absen kena skorsing dampak dari derby pertama di kandang PSBK lalu. Tapi kami bersyukur bisa memenangkan derby bergengsi ini,” kata Wima Bramantya, Manajer Tim PSBI.
Dari ketujuh pemain itu, Taufik Angga paling berat mendapat hukuman larangan beraktivitas sepakbola di lingkungan PSSI selama satu tahun. Sisanya dilarang bermain dua partai. Otomatis saat tandang ke markas Persinga Ngawi nanti, kekuatan PSBI tetap pincang.
“Mau apa lagi? Kami harus hadapi situasi ini dengan kepala tegak. Ini ujian berat bagi PSBI yang musim ini berambisi bisa lolos ke putaran 16 besar. Ini juga tantangan terhadap kebersamaan antar pemain dan pengurus,” ucap Wima.
Sanksi dari Komdis PSSI tampaknya cukup mujarab. Pertandingan yang dikhawatirkan terjadi keributan malah berjalan dingin tanpa insiden berarti. Kapten tim PSBK Fatchul Ichya mengatakan sejatinya rekan setimnya bisa menahan imbang tuan rumah. Seperti pernah dilakukan PSBI kala bermain seri di kandang PSBK di putaran pertama lalu.
“Padahal target kami bisa dapat poin di sini. Teman-teman telah bermain maksimal, tapi memang keberuntungan tak memihak kami. Gol PSBI pun dari titik putih, bukan permainan terbuka. Kami harus bangkit agar tak terdegradasi musim depan,” ujar Fatchul yang juga mantan kapten Persik di Divisi Utama lalu. (liga indonesia)
Pada partai ini, tujuh pilar utama klub berjuluk Laskar Singo Lodra absen karena hukuman tampil dari Komdis. Mereka antara lain kapten tim Purwanto, Taufik Angga, Wawan Triono, Bambang Dwi Jatmiko, M. Arifin, Dian Sucahyo, dan Zainul Arifin. Praktis PSBI hanya memasukkan empat belas pemain termasuk yang duduk bangku cadangan.
“Kondisi tim ini darurat. Karena ada tujuh pemain inti yang absen kena skorsing dampak dari derby pertama di kandang PSBK lalu. Tapi kami bersyukur bisa memenangkan derby bergengsi ini,” kata Wima Bramantya, Manajer Tim PSBI.
Dari ketujuh pemain itu, Taufik Angga paling berat mendapat hukuman larangan beraktivitas sepakbola di lingkungan PSSI selama satu tahun. Sisanya dilarang bermain dua partai. Otomatis saat tandang ke markas Persinga Ngawi nanti, kekuatan PSBI tetap pincang.
“Mau apa lagi? Kami harus hadapi situasi ini dengan kepala tegak. Ini ujian berat bagi PSBI yang musim ini berambisi bisa lolos ke putaran 16 besar. Ini juga tantangan terhadap kebersamaan antar pemain dan pengurus,” ucap Wima.
Sanksi dari Komdis PSSI tampaknya cukup mujarab. Pertandingan yang dikhawatirkan terjadi keributan malah berjalan dingin tanpa insiden berarti. Kapten tim PSBK Fatchul Ichya mengatakan sejatinya rekan setimnya bisa menahan imbang tuan rumah. Seperti pernah dilakukan PSBI kala bermain seri di kandang PSBK di putaran pertama lalu.
“Padahal target kami bisa dapat poin di sini. Teman-teman telah bermain maksimal, tapi memang keberuntungan tak memihak kami. Gol PSBI pun dari titik putih, bukan permainan terbuka. Kami harus bangkit agar tak terdegradasi musim depan,” ujar Fatchul yang juga mantan kapten Persik di Divisi Utama lalu. (liga indonesia)