Persinga Ngawi secara dramatis memastikan diri ke putaran 16 Besar
Divisi Utama menyusul kemenangan tipis 1-0 atas tuan rumah PSIM
Yogyakarta, Sabtu (23/8), di Stadion Sasana Krida AAU tanpa dukungan
penonton.
Kekalahan ini memang sangat tragis karena terjadi di penghujung pertandingan, menit ke-90 . Ketika pertandingan akan berakhir, gelandang PSIM Oya Winaldo melakukan pelanggaran terhadap pemain Persinga Slamet Riyadi.
Pemain pengganti Dwi Cahyono dipercayakan mengambil tendangan bebas langsung dari jarak yang cukup, sekitar 25 m. Namun dengan spektakuler, tendangan keras ini berhasil menggetarkan gawang PSIM yang dikawal kiper kawakan Ony Kurniawan.
Sesaat setelah gol terjadi, wasit pun meniup peluit panjang. PSIM keluar lapangn dengan muka tertunduk lesu. Sementara pemain Persinga Ngawi terus menebar senyum dan tawa gembira.
Asisten Pelatih Persinga, Sigit Wicaksono memuji semangat juang anak buahnya. “Ini buah kerja keras pemain, kita manajemen dan pelatih hanya mendorong. Selamat untuk tim kami,” papar Sigit.
Sebaliknya, pelatih PSIM Seto Nurdiyantara tidak mampu menutupi kekecewaannya. “Ini tidak sesuai dengan keinginan kami. Tapi faktor psikis berbicara. Konfilk demi konfilk terus terjadi sebelum kami bermain. Saya minta maaf jika tidak bisa memenuhi keinginan pemain,” papar Seto.
Dengan hasil ini, PSS tetap sebagai juara grup dengan nilai 19. Persinga Ngawi juga mengantongi nilai yang sama, tapi head to head kalah sehingga terpaksa menjadi runner-up Grup 5. (sport)
Kekalahan ini memang sangat tragis karena terjadi di penghujung pertandingan, menit ke-90 . Ketika pertandingan akan berakhir, gelandang PSIM Oya Winaldo melakukan pelanggaran terhadap pemain Persinga Slamet Riyadi.
Pemain pengganti Dwi Cahyono dipercayakan mengambil tendangan bebas langsung dari jarak yang cukup, sekitar 25 m. Namun dengan spektakuler, tendangan keras ini berhasil menggetarkan gawang PSIM yang dikawal kiper kawakan Ony Kurniawan.
Sesaat setelah gol terjadi, wasit pun meniup peluit panjang. PSIM keluar lapangn dengan muka tertunduk lesu. Sementara pemain Persinga Ngawi terus menebar senyum dan tawa gembira.
Asisten Pelatih Persinga, Sigit Wicaksono memuji semangat juang anak buahnya. “Ini buah kerja keras pemain, kita manajemen dan pelatih hanya mendorong. Selamat untuk tim kami,” papar Sigit.
Sebaliknya, pelatih PSIM Seto Nurdiyantara tidak mampu menutupi kekecewaannya. “Ini tidak sesuai dengan keinginan kami. Tapi faktor psikis berbicara. Konfilk demi konfilk terus terjadi sebelum kami bermain. Saya minta maaf jika tidak bisa memenuhi keinginan pemain,” papar Seto.
Dengan hasil ini, PSS tetap sebagai juara grup dengan nilai 19. Persinga Ngawi juga mengantongi nilai yang sama, tapi head to head kalah sehingga terpaksa menjadi runner-up Grup 5. (sport)