Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Senin, 08 September 2014

Persepam-MU Berharap PT Liga Bersikap Profesional

By
Updated : Senin, 08 September 2014 19.26.00
Upaya gugatan yang direncanakan manajemen Persepam-MU ke PT Liga Indonesia terbilang tidak main-main. Sebab, sejumlah data dan fakta mulai dikumpulkan yang nantinya akan disampaikan pada Sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

Diberitakan sebelumnya, manajemen sudah sudah mengupas salah satu pemain asing milik Perseru Serui, Sunday Austin Oboh yang diindikasikan tidak memiliki International Trade Centre (ITC) atau ijin resmi. Bahkan, pemain asal Negeria itu sempat beberapa kali memperkuat tim asal Papua itu.

Selain itu, faktor pelatih Perseru yang dinilai bertentangan dengan regulasi FIFA saat menangani klub profesional. "Terkait bagaimana pergantian pelatih di Perserui itu, kami masih tidak jauh kesana. Tapi masih dalam penelitian, bahwa di salah satu persyaratan itu, pelatih di ISL (Indonesia Super League) itu harus mempunyai lisensi A AFC," kata Jon Yulianto, Asisten Manajer Persepam-MU, Senin (08/09/2014).

"Untuk itu, nantinya akan dihadirkan beberapa saksi (sidang komdis PSSI). Tetapi hari ini kami tidak bisa mengakses ke ISL, dan beberapa saksi mengatakan seperti itu. Dan insya'allah nanti kita perkuat lagi data-datanya," imbunya.

Selain itu, pihaknya melakukan itu guna menjamin kompetisi ISL profesional. Sebab, selama ini banyak terjadi penyimpangan yang tidak semestinya. "Langkah ini dilakukan dalam rangka menjamin kompetisi ISL itu tidak boleh bertentangan dengan aturan di atasnya. Karena empat besar ISL ini bisa berkompetisi di Asia, sementara Asia maupun FIFA mengisyaratkan (regulasi FIFA) itu,"ungkapnya.

"Kalau PT Liga (Indonesia) melegalkan (tidak berdasar aturan), berarti PT Liga menghancurkan liganya sendiri. Sekarang sudah jadi satu, berarti itu bertentangan dengan peraturan di atasnya (AFC dan FIFA)," lanjut Kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pamekasan itu.

Namun demikian, pihaknya memiliki penilaian tersendiri terkait berlangsungnya kompetisi ISL 2014. Bahkan juga memberikan apresiasi secara formal kompetisi berlangsung baik. Tetapi terdapat sejumlah hal yang dinilainya sangat merugikan tim berjuluk Laskar Sape Kerap. "Dari 20 laga kompetisi, sekitar 8 kali kita mendapatkan perlakuan tidak adil," jelasnya.

"Bahkan secara non teknis sangat jauh dari kategori Fair Play. Padahal sepakbola itu akan bagus bila menjadi tontonan dan tuntunan. Terus bagaimana ISL kalau tidak memberikan tontonan dan tuntunan yang baik," pungkasnya. (beritajatim) 



Berita Terkait

Comment