PS Bengkulu kembali gagal mendulang poin
penuh di kandangnya sendiri, kala menjamu tim kuat asal Jakarta Utara,
Persitara, Rabu (14/5/2014). Dalam pertandingan yang digelar di stadion
Semarak, Sawah Lebar ini, PS Bengkulu hanya mampu bermain imbang tanpa
gol.
Pelatih PS Bengkulu, M Nasir kepada
kupasbengkulu.com mengaku sangat terpukul dengan hasil ini.
Diakuinya, sebenarnya PS Bengkulu bisa mencetak dua atau tiga gol bila bermain lebih tenang. “Penyelesaian akhir masih merupakan masalah kita, kita masih akan mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini,”pungkas Nasir. (kupasbengkulu)
PS Bengkulu tercatat memiliki lebih
banyak peluang. Penyelesaian akhir kembali menjadi kendala sulitnya
anak-anak asuhan M Nasir ini mencetak gol. Ditambah lagi, solidnya
barisan pertahanan Persitara menjadikan banyak peluang PS Bengkulu
menjadi mentah.
Sejak kick off babak pertama, kedua tim
saling jual beli serangan. Namun, bisa dikatakan tidak ada peluang
berarti dari menit awal hingga paruh babak pertama. PS Bengkulu langsung
merotasi pemain dengan menggantikan Hasnul Rifan (6) dengan Redo (12)
untuk menambah daya gedor.
Pergantian ini cukup efektif, setelah
tim berjuluk Pangeran Simpang Lima ini mendapat peluang berturut-turut.
Dimulai dari tendangan gunting oleh Erwin (11) yang mendapat applause
dari penonton. Dilanjutkan peluang dari tendangan bebas yang diambil
oleh kapten tim, Taufik (26) dengan jarak 35 meter dari depan mulut
gawang. Sayangnya, bola hanya melayang tipis diatas mistar gawang.
Berdiri di jantung pertahanan Persitara,
pemain berpostur besar dan tinggi asal Nigeria, Meya (99) menjadi
gembok bagi pertahanan tim ini. Kesulitan melewati Meya cs, PS Bengkulu
memilih untuk melepaskan shooting dari luar kotak pinalti.
Berturut-turut, tendangan dari Ahmad Romadhon (15), tendangan first time
dari Rival (23) kemudian Aang (8) yang juga mendapat kesempatan,
lagi-lagi ketiganya meleset dari sasaran.
Memasuki babak kedua, permainan berubah
ketat dan keras. Wasit utama, Hamiru masih berbaik hati “hanya”
memberikan satu kartu kuning untuk pemain PS Bengkulu, A Romadhon (15).
PS Bengkulu kembali menyerang Persitara
secara bertubi-tubi dan semuanya gagal dikonversikan menjadi gol oleh
lini depan tim kebanggaan warga Bengkulu ini. Malahan, Persitara sempat
mencuri kesempatan dengan serangan balik yang cepat kegawang PS
Bengkulu. Untungnya, tendangan Fathul Ahda (30) masih lemah dan dapat
dengan mudah diamankan oleh penjaga gawang PS Bengkulu, Rahmat Apriyadi
(45).
Pertandingan semakin memanas menjelang
akhir pertandingan. Tim medis dari kedua tim disibukkan dengan beberapa
pemain yang berjatuhan dilapangan. Dalam situasi ini, justru PS Bengkulu
memegang kendali permainan dan menguasai separuh lapangan pertandingan.
Tercatat, masih ada 2 pergantian pemain dilakukan PS Bengkulu.
Kedua tim semakin panik, ketika
pertandingan memasuki masa injury time. Persitara yang lebih memilih
hasil imbang justru berkali-kali mendelay permainan. Pergantian
mengejutkan dilakukan oleh Persitara, 2 menit sebelum bubar dengan
menggantikan Meya (99) dengan Fredi (22).
Sempat terjadi ketegangan ketika Meya
justru melangkah gontai keluar lapangan, sehingga memancing emosi
penyerang PS Bengkulu, Rido yang kemudian mendorong pemain Nigeria
tersebut. Untungnya, insiden ini tidak berujung kartu.
Aksi rasis penonton juga sempat mewarnai
pertandingan ini, bahkan ada oknum yang sempat hendak melempar Meya
dengan botol air mineral. Untungnya, tidak mengenai wajah pemain asing
ini. Pertandingan masih terus berlanjut sampai peluit panjang
dibunyikan. Hingga akhir pertandingan, skor tetap 0-0 bagi kedua tim.
Diakuinya, sebenarnya PS Bengkulu bisa mencetak dua atau tiga gol bila bermain lebih tenang. “Penyelesaian akhir masih merupakan masalah kita, kita masih akan mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini,”pungkas Nasir. (kupasbengkulu)