Akhir pekan ini publik bola Malang bakal disuguhi pertarungan seru
dan bermutu dua klub besar, Arema Cronous menjamu Sriwijaya FC (SFC).
Pertandingan yang sudah tentu dibalut gengsi sekaligus emosi jika
melihat beberapa faktor yang berkaitan dengan dua kubu.
Faktor pertama adalah rivalitas. Arema Cronous sebagai klub yang
bernafsu menjuarai Indonesia Super League (ISL) musim ini tentu
memandang SFC sebagai salah satu seteru dalam perburuan gelar. Bagi
Arema, sang juara bertahan wajib digulingkan jika ingin mengambil
keuntungan.
Kedua tentu saja emosional sejumlah sosok yang terlibat di laga itu.
Sejumlah pemain Arema pernah menjadi bagian SFC, sebut saja pelatih
Rahmad Darmawan, Kayamba Gumbs, atau Thierry Gathuesy. Laga ini tentu
istimewa karena mereka bakal menghadapi mantan timnya.
Menilik pertemuan selama kedua klub, hasilnya relatif berimbang. Klub
berjuluk Singo Edan pernah mengalahkan SFC 1-0 dalam program ujicoba
pada pra musim lalu. Kemudian Laskar Wong Kito membalas dengan menendang
Arema dari babak semifinal Inter Island Cup (IIC) di Solo.
Secara umum, Arema sedikit di atas angin karena pertandingan digelar
di Stadion Kanjuruhan yang selalu sulit bagi SFC. “Sriwijaya FC tetap
tim bagus dan kuat. Saya sangat menikmati pertandingan melawan mereka.
Saya tetap profesional dan ingin Arema yang menang,” kata Kayamba Gumbs.
Gumbs adalah pemain paling legendaris di Palembang. Lima musim di
sana, dia memberikan sejumlah gelar untuk Laskar Wong Kito. Tak heran
jika menghadapi SFC menjadi momen istimewa bagi Gumbs yang musim lalu
sempat dibawa Rahmad Darmawan ke Pelita jaya sebelum bergabung Arema.
Melihat kans kedua kubu yang sama-sama mencatat kemenangan di laga
sebelumnya, Arema memang pantas diunggulkan. Catatan kandang Singo Edan
sangat mengesankan, dengan 14 gol dari empat pertandingan kandang. Itu
merupakan produktifitas terbaik klub ISL di kandang sejauh ini.
Pelatih Arema Rahmad Darmawan pun tak ragu menyebut SFC bakal menjadi
salah satu lawan terberat Arema musim ini. “Sriwijaya FC matang secara
mental dan permainan. Kami harus benar-benar fokus menghadapi mereka
walau selama ini cukup bagus di pertandingan kandang,” cetus RD, sapaan
akrab Rahmad Darmawan.
Terbukti telah menjungkalkan Mitra Kukar di Malang, rasanya SFC juga
bakal menjadi korban berikutnya. Hanya kesialan luar biasa yang bisa
membuat Singo Edan kehilangan angka di depan Aremania. Apalagi
penampilan SFC juga belum benar-benar mapan di awal ISL musim ini.
Sementara itu, pada pertandingan Minggu (24/2) nanti, rencananya
bakal ada ‘pertunjukan’ anyar dari supporter Aremania. Jika selama ini
Aremania suka menyalakan flare atau kembang api di tribun, kali ini agak
berbeda. Aremania bakal membawa senter untuk dinyalakan secara
bersamaan di stadion.
Flare sendiri dianggap membahayakan dan dilarang dalam Manual Liga.
Selain api yang bisa memicu kebakaran, asapnya juga bis amenganggu
pertandingan di lapangan. Stasion Kanjuruhan pernah diliputi asap hingga
laga dihentikan. Atas dasar itulah muncul inisiatif membawa senter dan
ide itu disebarkan melalui dunia maya sekaligus dari mulut ke mulut.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/min)