Pelanggaran fair
play dan etika pemain ditunjukkan oleh Irfan Safari dan kawan-kawan.
Begitu pertandingan berakhir, pemain langsung mengerubuti wasit dan
melayangkan cercaan serta pukulan. Kekalahan 1-2 dari Persikabo tak bisa
diterima, dan wasit jadi sasaran empuk luapan kekesalan tersebut.
Bukan tanpa alasan pemain dan official Persikad mengamuk. Usai terjadinya gol kedua Persikabo, yang dilesakkan Agus Salim di babak tambahan waktu, salah satu pemain Persikabo langsung membuka bajunya sebagai selebrasi kemenangan. Sayang, luapan kegembiraan tersebut luput dari pertimbangan wasit yang seharusnya memberikan hukuman kartu, sebab ada larangan membuka baju di dalam lapangan pertandingan.
Apalagi, saat Persikad mencoba mencari peluang terakhir di area terlarang Persikabo, wasit tiba-tiba meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Pemain yang merasa kesal atas tindakan ini, langsung menyerbu wasit. Beruntung, petugas keamanan bergerak cepat untuk mengamankan situasi. Meski begitu wajah wasit bernama Pardiman Jaya itu terlihat mengalami lebam.
Terlepas dari sikap brutal dan tidak sportif yang ditunjukkan klub berjuluk Pendekar Ciliwung itu, sesungguhnya pasukan Meiyadi Rakasiwi sempat memimpin pertandingan lewat gol Irfan “Boax” di menit 32. Pemain yang turun sebagai kapten kesebelasan pada pertandingan pamungkas putaran pertama Grup C Divisi Utama Liga Super Indonesia itu, kontan membuat stadion Merpati bergemuruh.
Tertinggal satu gol, Laskar Pajajaran, julukan Persikabo balik melakukan tekanan, dan hasilnya di menit 58, Cucu Hidayat berhasil menyamakan kedudukan lewat tendangan kerasnya dari luar kotak pinalti yang tak mampu dibendung penjaga gawang Diki Zulkaranen.
“Yang jelas Persikabo lebih baik dari kita. Tapi bisa lihatlah, saya memberi apresiasi pada temen-temen. Mereka ingin memberikan yang terbaik tetapi pada akhirnya ya lagi-lagi. Tapi ini lebih baik dari sebelumnya,” ujar pelatih kepala Persikad, Meiyadi, usai pertandingan.
Meiyadi juga menjelaskan bahwa setidaknya gol kedua Persikabo terjadi karena di 10 menit terakhir babak kedua pasukannya harus bermain dengan 10 pemain sebab jangkar belakang Tri Sumantri ditarik keluar karena cidera sedang pergantian tidak bisa lagi dilakukan. “Ini mungkin karena lelahnya pemain, cideranya pemain (Tri Sumantri). Kita bermain dengan 10 orang. Itu kan sudah lari dari skenario,” tandasnya.
Sedang untuk persoalan penampilan wasit sore kemarin, Meiyadi tak ingin berkomentar panjang lebar sebab menurutnya penonton bias menilai sendiri lewat keputusan-keputusan wasit saat jalannya pertandingan. Karena kekalahan ini, persikad pun makin terpuruk di dasar klasemen. Bahkan, sejarah panjang Persikad yang belum pernah ditumbangkan Persikabo di kandangnya semdiri, kini ternoda.
Sementara itu, palatih Persikano Denny Syamsudin, mengaku puas dengan penampilan pasukannya di laga pamungkas putaran pertama musim ini. Baginya, kerja keras dan keyakinan tim yang merasa bahwa mereka jauh lebih baik dari Persikad setidaknya bisa merubah catatan sejarah baru bagi Persikabo.
“Depok bermain lebih tenang di babak pertama. Cuma ada satu peluang tetapi langsung jadi gol. Hari ini kita membuka lembaran baru. Untuk pertama kalinya kita menang di kandang Persikad. Kunci kemenangan ini saya kira keyakinan pemain. Saya hanya tekankan pada pemain bahwa mereka berada satu tingkat lebih baik di atas Depok,” jelas Denny usai pertandingan.
Terlepas dari itu semua, PT Liga Indonesia akan segera mempelajari rekaman pertandingan. Jika terbukti melanggar dan tidak taat pada rambu-rambu pertandingan yang bisa menimbulkan kerusuhan terjadi saat pertandingan sepakbola, maka Persikad kemungkinan besar akan kena denda.
Adapun dua catatan penting dari pertandingan itu adalah, pertama, sportifitas pemain tidak terjaga dengan baik. Yang kedua, pertandingan syarat gengsi ini sempat terhenti beberapa saat di pertengahan babak kedua karena suporter kedua tim terlibat saling lempar benda-benda keras hingga memasuki lapangan pertandingan.
Bukan tanpa alasan pemain dan official Persikad mengamuk. Usai terjadinya gol kedua Persikabo, yang dilesakkan Agus Salim di babak tambahan waktu, salah satu pemain Persikabo langsung membuka bajunya sebagai selebrasi kemenangan. Sayang, luapan kegembiraan tersebut luput dari pertimbangan wasit yang seharusnya memberikan hukuman kartu, sebab ada larangan membuka baju di dalam lapangan pertandingan.
Apalagi, saat Persikad mencoba mencari peluang terakhir di area terlarang Persikabo, wasit tiba-tiba meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Pemain yang merasa kesal atas tindakan ini, langsung menyerbu wasit. Beruntung, petugas keamanan bergerak cepat untuk mengamankan situasi. Meski begitu wajah wasit bernama Pardiman Jaya itu terlihat mengalami lebam.
Terlepas dari sikap brutal dan tidak sportif yang ditunjukkan klub berjuluk Pendekar Ciliwung itu, sesungguhnya pasukan Meiyadi Rakasiwi sempat memimpin pertandingan lewat gol Irfan “Boax” di menit 32. Pemain yang turun sebagai kapten kesebelasan pada pertandingan pamungkas putaran pertama Grup C Divisi Utama Liga Super Indonesia itu, kontan membuat stadion Merpati bergemuruh.
Tertinggal satu gol, Laskar Pajajaran, julukan Persikabo balik melakukan tekanan, dan hasilnya di menit 58, Cucu Hidayat berhasil menyamakan kedudukan lewat tendangan kerasnya dari luar kotak pinalti yang tak mampu dibendung penjaga gawang Diki Zulkaranen.
“Yang jelas Persikabo lebih baik dari kita. Tapi bisa lihatlah, saya memberi apresiasi pada temen-temen. Mereka ingin memberikan yang terbaik tetapi pada akhirnya ya lagi-lagi. Tapi ini lebih baik dari sebelumnya,” ujar pelatih kepala Persikad, Meiyadi, usai pertandingan.
Meiyadi juga menjelaskan bahwa setidaknya gol kedua Persikabo terjadi karena di 10 menit terakhir babak kedua pasukannya harus bermain dengan 10 pemain sebab jangkar belakang Tri Sumantri ditarik keluar karena cidera sedang pergantian tidak bisa lagi dilakukan. “Ini mungkin karena lelahnya pemain, cideranya pemain (Tri Sumantri). Kita bermain dengan 10 orang. Itu kan sudah lari dari skenario,” tandasnya.
Sedang untuk persoalan penampilan wasit sore kemarin, Meiyadi tak ingin berkomentar panjang lebar sebab menurutnya penonton bias menilai sendiri lewat keputusan-keputusan wasit saat jalannya pertandingan. Karena kekalahan ini, persikad pun makin terpuruk di dasar klasemen. Bahkan, sejarah panjang Persikad yang belum pernah ditumbangkan Persikabo di kandangnya semdiri, kini ternoda.
Sementara itu, palatih Persikano Denny Syamsudin, mengaku puas dengan penampilan pasukannya di laga pamungkas putaran pertama musim ini. Baginya, kerja keras dan keyakinan tim yang merasa bahwa mereka jauh lebih baik dari Persikad setidaknya bisa merubah catatan sejarah baru bagi Persikabo.
“Depok bermain lebih tenang di babak pertama. Cuma ada satu peluang tetapi langsung jadi gol. Hari ini kita membuka lembaran baru. Untuk pertama kalinya kita menang di kandang Persikad. Kunci kemenangan ini saya kira keyakinan pemain. Saya hanya tekankan pada pemain bahwa mereka berada satu tingkat lebih baik di atas Depok,” jelas Denny usai pertandingan.
Terlepas dari itu semua, PT Liga Indonesia akan segera mempelajari rekaman pertandingan. Jika terbukti melanggar dan tidak taat pada rambu-rambu pertandingan yang bisa menimbulkan kerusuhan terjadi saat pertandingan sepakbola, maka Persikad kemungkinan besar akan kena denda.
Adapun dua catatan penting dari pertandingan itu adalah, pertama, sportifitas pemain tidak terjaga dengan baik. Yang kedua, pertandingan syarat gengsi ini sempat terhenti beberapa saat di pertengahan babak kedua karena suporter kedua tim terlibat saling lempar benda-benda keras hingga memasuki lapangan pertandingan.