Moise mengakui memang tidak permisi meninggalkan tim.
Skuad PSMS Medan Divisi Utama PT Liga dirundung persoalan beruntun,
jelang laga tandang lawan Persih Tembilahan, Sabtu (11/5). Selain
lawatan ke Tembilahan hanya dengan 17 pemain tanpa dua pemain inti
Alamsyah Nasution dan Afan Lubis karena cedera, tim ini juga harus
kehilangan bek asingnya Moise Dario Madolnado. Pemain asal Paraguay ini
memilih meninggalkan tim, lantaran merasa diingkari. Niatnya kembali
memperkuat PSMS di putaran kedua tidak dibarengi realisasi haknya.
Moise yang sempat masuk daftar dalam tur tandang (Persih (11/5) dan Persisko Tanjabbar (16/5) ini pergi tanpa pesan malam sebelum keberangkatan tim dari mes PSMS. Rombongan PSMS sendiri berangkat Kamis (9/5). "Iya saya tidak ikut. Mereka janji mau bayar tapi tidak ada. Saya mau pulang saja ke negara saya (Paraguay). Saya mau main bola di sana saja (Paraguay)," ujar Moise yang saat ini sudah di Jakarta.
Moise mengakui memang tidak permisi meninggalkan tim. Menurut pemain yang hadir di Medan sejak Minggu (5/5) ini, dirinya sudah tidak nyaman berada di PSMS. "Tidak usahlah saya minta izin. Untuk apa lagi. Saya mau langsung pulang saja. Di sana (mes) saya juga tidak nyaman. Tidak ada AC. Apa-apa tidak ada," timpalnya.
Pemain asing satu-satunya yang dipertahankan tim pelatih untuk putaran kedua ini, menjelaskan tak bisa lagi menerima kenyataan bahwa sejak berada di PSMS putaran pertama gajinya pun belum dibayar. "Di sini susah saya kerja tapi tidak dibayar. Apalagi visa saya juga sudah overstay. Saya tidak mau dideportasi, makanya saya pulang saja. Di sini sulit harus urus banyak sekali dan butuh uang. Saya enggak mau balik lagi ke sini (Indonesia-red)," tukasnya.
Soal tunggakan gaji, Moise berharap segera dibayar. Saat inipun dia sudah punya rencana melaporkan nasibnya ke PT Liga Indonesia, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). "Saya nanti lapor saja ke APPI atau PT Liga Indonesia. Saya akan tetap minta itu. Juga Edgar dan Beto (dua rekannya selama di PSMS putaran pertama)," bebernya.
Sementara itu, kabar hengkangnya Moise tanpa kabar membuat kalut Suharto AD, pelatih kepala PSMS. Suharto yang juga tidak ikut rombongan away karena masalah keluarga mengaku sama sekali tak tahu kabar kaburnya Moise. "Semalam masih latihan. Juga masih ada di mes. Makanya saya heran juga kenapa dia malah tidak ikut dalam rombongan," ungkapnya.
"Moise tidak ada ngomong dengan saya sebelumnya. Makanya kalau ditanya kecewa jelas kecewa sekali. Saya juga ingin tahu sebenarnya apa alasan dia untuk kabur. Karena pasti ada alasannya," tuturnya.
Suharto menilai faktor ketidakjelasan pembayaran gaji bisa jadi menyulut kepergiaan Moise. Apalagi, sejak datang ke Medan, tidak satupun perwakilan pengurus menjumpai Moise kecuali manajemen. "Bisa jadi karena itu. Harusnya ya ada komunikasi pengurus dengannya. Karena problem di tim ini kan besar," ungkapnya.(goal.com)
Moise yang sempat masuk daftar dalam tur tandang (Persih (11/5) dan Persisko Tanjabbar (16/5) ini pergi tanpa pesan malam sebelum keberangkatan tim dari mes PSMS. Rombongan PSMS sendiri berangkat Kamis (9/5). "Iya saya tidak ikut. Mereka janji mau bayar tapi tidak ada. Saya mau pulang saja ke negara saya (Paraguay). Saya mau main bola di sana saja (Paraguay)," ujar Moise yang saat ini sudah di Jakarta.
Moise mengakui memang tidak permisi meninggalkan tim. Menurut pemain yang hadir di Medan sejak Minggu (5/5) ini, dirinya sudah tidak nyaman berada di PSMS. "Tidak usahlah saya minta izin. Untuk apa lagi. Saya mau langsung pulang saja. Di sana (mes) saya juga tidak nyaman. Tidak ada AC. Apa-apa tidak ada," timpalnya.
Pemain asing satu-satunya yang dipertahankan tim pelatih untuk putaran kedua ini, menjelaskan tak bisa lagi menerima kenyataan bahwa sejak berada di PSMS putaran pertama gajinya pun belum dibayar. "Di sini susah saya kerja tapi tidak dibayar. Apalagi visa saya juga sudah overstay. Saya tidak mau dideportasi, makanya saya pulang saja. Di sini sulit harus urus banyak sekali dan butuh uang. Saya enggak mau balik lagi ke sini (Indonesia-red)," tukasnya.
Soal tunggakan gaji, Moise berharap segera dibayar. Saat inipun dia sudah punya rencana melaporkan nasibnya ke PT Liga Indonesia, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). "Saya nanti lapor saja ke APPI atau PT Liga Indonesia. Saya akan tetap minta itu. Juga Edgar dan Beto (dua rekannya selama di PSMS putaran pertama)," bebernya.
Sementara itu, kabar hengkangnya Moise tanpa kabar membuat kalut Suharto AD, pelatih kepala PSMS. Suharto yang juga tidak ikut rombongan away karena masalah keluarga mengaku sama sekali tak tahu kabar kaburnya Moise. "Semalam masih latihan. Juga masih ada di mes. Makanya saya heran juga kenapa dia malah tidak ikut dalam rombongan," ungkapnya.
"Moise tidak ada ngomong dengan saya sebelumnya. Makanya kalau ditanya kecewa jelas kecewa sekali. Saya juga ingin tahu sebenarnya apa alasan dia untuk kabur. Karena pasti ada alasannya," tuturnya.
Suharto menilai faktor ketidakjelasan pembayaran gaji bisa jadi menyulut kepergiaan Moise. Apalagi, sejak datang ke Medan, tidak satupun perwakilan pengurus menjumpai Moise kecuali manajemen. "Bisa jadi karena itu. Harusnya ya ada komunikasi pengurus dengannya. Karena problem di tim ini kan besar," ungkapnya.(goal.com)