Tragedi menerpa PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI). Klub sepakbola kebanggaan masyarakat Sumatera Utara ini batal berangkat ke Bengkulu.
Padahal dua laga pamungkas Grup I Divisi Utama harus dijalani,
menghadapi PS Bengkulu (4/6/2013) dan PS Bangka (9/6/2014). Sempat
terancam kalah tanpa walk out (WO) atas PS Bengkulu, Wakil Sekretaris
Umum Yusrizal mengklaim laga bakal diundur jadwalnya.
Sebelum
pemberitahuan dari Yusrizal ini, kecemasan akut melanda tim. Situasi Mes
Kebun Bunga tampak mencekam pada Senin (3/6/2013) malam. Pantauan
Tribun di lapangan sejak pukul 22:00 WIB, kehadiran beberapa awak media,
suporter SMeCK Hooligan, tim pelatih dan manajemen tak lantas membuat
suasana riuh. Semua berpikir keras dan sesekali tampak berdiskusi
mencari jalan keluar agar PSMS tetap bisa berangkat.
Kekalutan
sudah berada pada tingkat akut. Dua figur yang paling bertanggungjawab
yakni Ketua Umum, Indra Sakti Harahap dan Manajer Tim Sarwono tak
kunjung menampakkan diri. Nama terakhir disebut bahkan menonaktifkan
telepon selularnya. Opsi lain yang mencuat dan akhirnya ditempuh adalah
menemui Manajer Tim PSMS Medan versi PT LPIS, Syukri Wardi di Hotel Danau Toba International (HDTI).
Syukri
memang sempat melontarkan kerelaan mengakomodir biaya pertandingan dan
kebutuhan tim PSMS LI di hadapan awak media di Gedung PSMS Medan, Sabtu
(1/6) lalu. Kala itu, pengusaha yang bergerak di bidang perminyakan ini
menyebutkan iktikad ini sebagai langkah mewujudkan satunya PSMS Medan ke depannya. Namun, Syukri sempat mengungkapkan kekecewaannya karena perwakilan PSMS Medan LI tidak hadir saat Benny Sihotang menyatakan mundur pada forum terbuka Sabtu itu.
Begitupun,
karena situasi teramat darurat yakni minusnya kepedulian pengurus PSMS
LI, rombongan pun berangkat dan tiba di HDTI pukul 22:30 WIB kemarin.
Tim pelatih dan manajemen menunggu di lobbi hotel sampai tiga jam.
Wahyudinata Simangunsong diutus sebagai perwakilan menjumpai Syukri
Wardi. Namun, apa nyana hasilnya tak sesuai harapan.
"Pak Syukri
bilang ia tak bersedia lagi. Sebab sudah ada pertemuan manajemen PSMS LI
yang dihadiri Manajer Tim Sarwono di Hotel Dhaksina. Dalam pertemuan
tertutup itu, pak Sarwono memastikan kepada pak Syukri kalau tim ini tak
usah ditolong dana lagi. Alasannya pemain tak mau berangkat bertanding.
Selain itu pak Syukri mengaku kecewa karena perwakilan PSMS LI nggak
datang di pertemuan Sabtu lalu, " kata Nata di hadapan tim pelatih dan
awak media.
Tribun mencoba mengonfirmasi ini kepada Sarwono,
sayang telepon selularnya berstatus non aktif. Pelatih kepala Suharto AD
mengaku tak habis pikir dengan respons negatif petinggi klub.
"Kita
sudah berjerih payah untuk menyelamatkan klub ini. Kenapa mereka tega
berbuat seperti ini. Kesempatan kita sudah ada di depan mata, tapi
disia-siakan. Saya tak menyangka, sungguh tak pernah menyangka bakal
sedemikian buruknya nasib PSMS ini di tangan mereka. Semoga Allah SWT
masih memberi keajaiban buat kita," kata Suharto dengan mata
berkaca-kaca.
Dengan langkah gontai dan kepala menunduk, Suharto bersama awak media
dan suporter meninggalkan HDTI saat jarum jam menunjukkan pukul 01:30
subuh. Rintik hujan yang turun di Selasa pagi itu, seolah mempertegas
kedukaan tim berjuluk Ayam Kinantan sepanjang keberadaannya sejak tahun
1950.(raf)
Laporan : Tribun Medan