Persik Kediri pekan ini telah memulai rutinitas tim setelah libur
awal puasa dengan menggelar latihan rutin. Kendati putaran dua babak 12
besar Divisi Utama masih digelar Agustus mendatang, tim bermaskot Macan
Putih sudah memulai persiapan dengan sangat intensif, baik dari aspek
fisik maupun strategi.
Bisa dimaklumi, Persik bakal memasuki fase krusial di putaran dua
nanti dan menjadi penentu ambisi ke kompetisi level tertinggi. Persik
harus mengoleksi poin maksimal di tiga pertandingan sisa untuk bisa
melaju ke babak semifinal. Lalu, bagaimana syarat minimal Persik menjadi
juara Grup A?
Menyediakan tujuh poin tambahan. Itulah syarat minimal tim kebanggaan
Persikmania untuk tetap menjaga posisi sebagai penguasa klasemen.
Setelah sempat terpeleset di laga terakhir putaran pertama kontra PSCS
Cilacap, upaya Persik untuk menjaga dominasi sekaligus jangkauan para
pesaingnya agak terganggu.
Tapi tujuh angka sebenarnya bukan angka yang mustahil dan malah
sangat bisa diperoleh sejauh tim asuhan Aris Budi Sulistyo bisa menjaga
performa. Dua pertandingan kandang lawan PSCS Cilacap dan Persisko
Tanjabar menjadi pertandingan yang harus dimenangkan. Dengan begitu enam
angka sudah di dalam genggaman.
Persik tinggal mencari minimal satu angka di Tulungagung saat
menantang Perseta, sehingga poin maksimal Persik adalah 13 poin di akhir
babak 12 besar. Bagaimana kans PSCS sebagai pesaing utama? Dengan
asumsi menang atas Perseta dan Persisko, serta kalah di kandang Persik,
maka poin maksimal PSCS adalah 12 poin.
“Benar, kami sudah tidak boleh kalah lagi di putaran dua babak 12
besar. Minimal tujuh poin harus dikoleksi Persik untuk menjadi juara
grup dan saya optimistis bisa melakukannya. Tim sudah berkomitmen untuk
menjadi juara grup dan kekalahan dari PSCS adalah untuk terakhir
kalinya,” cetus Aris Budi Sulistyo, sang pelatih.
Aris Budi menyebut sejauh ini tidak ada problem apa pun walau tim
harus libur panjang sebelum masuk putaran dua pada 19 Agustus mendatang.
Rencananya dia bakal memberikan beberapa kali ujicoba untuk menjaga
kebugaran pemain, walau menghadapi tim dengan kekuatan lebih lemah.
Dia juga mengingatkan bahwa hitung-hitungan peluang itu bisa berubah
tergantung penampilan tim. “Paling aman adalah berusaha meraih
kemenangan di semua pertandingan. Di Tulungagung misalnya, cukup riskan
kalau hanya mengincar satu angka. Kalau bisa menang, ya kami harus
mengambil kesempatan itu,” tambahnya.
Dia sekaligus mengingatkan agar tim tetap enjoy dan tidak merasa
dalam tekanan dengan ketatnya persaingan di babak 12 besar. Maklum,
setelah mengalami kekalahan pertama dalam musim ini, kerja Macan Putih
sedikit lebih berat dan dibutuhkan mental tebal untuk kembali ke trek
semestinya.