Persekam Metro FC kontra Persbul Buol berakhir imbang 0-0 pada laga putaran pertama, Jumat (16/5) lalu. |
Durasi perjalanan dari Malang menuju Buol lebih lama dari yang diperkirakan. Rombongan pimpinan Siswantoro ini berangkat dari Malang, Minggu (25/5) sore, dan dijadwalkan tiba di Buol, malam harinya.
Tapi ternyata, rombongan tim Metro FC sempat terlantar di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, selama lima jam. Imbasnya, rombongan tim Macan Kumbang baru tiba di Buol, Senin (26/5) dini hari. Lamanya perjalanan, membuat tim pelatih menyiasati dengan mengubah materi latihan.
“Kami tidak jadi memberikan materi strategi dan taktik, tapi hanya latihan mengembalikan stamina pemain. Kasihan kondisi pemain kalau dipaksakan,” ungkap pelatih Persekam Metro FC Siswantoro, ketika dihubungi Sportanews.com, Selasa (27/5).
Kondisi tersebut, membuat kubu Metro FC memilih bersikap realistis dalam mematok target pada laga nanti. Target raihan satu poin dirasa sudah cukup realistis, mengingat tuan rumah juga mampu menahan imbang anak didik Siswantoro di Malang 0-0, pada 16 Mei 2014.
“Melihat kondisi pemain, kami target minimal dapat satu poin. Semoga dalam laga nanti, anak-anak bisa memaksimalkan serangan balik,” tambahnya.
Menurut Siswantoro, hasil imbang di putaran pertama lalu, akibat Andrianto dan kawan-kawan kurang disiplin. Seharusnya tim kebanggaan Metro FC ini bisa memaksimalkan serangan balik. Apalagi, Macan Kumbang unggul dalam hal kecepatan dibandingkan Persbul.
Metro FC cenderung meremehkan kiper Persbul Ali Mohsan. Postur tubuh Ali memang lebih pendek dibandingkan kiper lainnya. Pemain Metro FC mengincar gawang bagian atas. Ternyata bola lebih sering kurang tepat sasaran alias melambung ke atas.
“Anak-anak tetap bisa mengincar gawang bagian atas Persbul. Tapi ya harus diimbangi, akurasi tendangannya harus tepat,” pungkasnya. (sportanews)