PSMS Medan versi LPIS belum juga memiliki pemain asing untuk
memperkuat tim menatap target tinggi di Divisi Utama musim ini. Setelah
Mohammed Abdoulaye Sylla dipulangkan, hanya satu pemain berlabel impor
yang dipertahankan, yakni striker naturalisasi, Muhammad Azwad.
Rencana mendatangkan pemain asing masih sebatas rencana kendati sudah
mengantongi kandidat untuk didatangkan. Chief Executive Officer (CEO)
PSMS LPIS, Wimvi Tri Hadi Irawan mengatakan, pemain itu adalah striker
asal Belanda bernama Emilie Linkers. Dia mantan pemain PSIS Semarang.
“Sesegera mungkin dia akan didatangkan, tapi belum tahu kapan. Kami
juga sedang cari pemain lain untuk mengisi slot stoper seperti keinginan
pelatih (Edy Syahputra). Kami mau cari tambahan selain Linkers biar
sekalian. Ini lagi diproses untuk dicari. Kami belajar dari Sylla,
makanya kami butuh pemain yang betul-betul sudah siap,” jelasnya.
Namun, waktu menjadi kendala. PSMS Medan hanya punya waktu hingga
tiga hari ke depan untuk memilih pemain lantaran 13 April mendatang,
pendaftaran pemain sudah ditutup. “Ya, kami upayakan tentunya sebelum
penutupan pendaftaran pemainnya sudah ada,” bebernya.
Sementara, Edy Syahputra yang sebelumnya tidak terlalu
mempermasalhkan ketiadaan pemain asing menyebutkan, lini belakang PSMS
Medan membutuhkan sosok stoper atau gelandang bertahan. Selain itu,
posisi striker murni juga diharapkan hadir dari wajah ekspatriat.
“Saya minta posisinya striker. Yang badannya besar sehingga bisa
berduel di bola-bola atas. Kami memang punya Azwad yang masih muda. Dia
memang punya harapan bisa meningkat, tapi kami tetap butuh striker asing
bebernya,” bebernya.
PSMS kini berpacu dengan waktu lantaran sudah akan menghadapi PSP
padang (belum fix) pada laga perdana di Stadion Teladan, Selasa (116/4)
mendatang.
Sementara Muhammad Azwad mengaku senang bisa bergabung bersama PSMS
Medan yang dia nilai punya atmosfer yang baik. “Saya senang, enak
teman-teman di sini, saudara, semua sama. Alhamdulillah lucu lucu juga,”
sebutnya.
Dia menyebutkan, nama besar PSMS membuatnya tertarik bergabung. Eks
pilar PPSM Magelang yang memiliki bapak asal Maroko dan ibu asli Tegal
mengaku mendambakan mengikuti seleksi di timnas.
“Saya sudah 9 tahun di Indonesia. Tentunya saya berharap bisa masuk timnas nanti. Masih lama, karena saya masih 19 tahun,” bebernya.
Dia mengakui, perjuangan mendapatkan posisi inti di PSMS sangat sulit
kendati dia merupakan pemain naturalisasi. “Tapi Harus berjuang dan
kerja keras. Saya tahu tim ini sudah terbentuk, jadi butuh proses untuk
saya bisa masuk tim inti. Yang jelas saya mau cari pengalaman,” pungkas
pemain yang menargetkan dua tahun di PSMS itu.