Kondisi kas keaungan Persipasi Bekasi
yang tidak sehat dan tak bisa digunakan untuk melunasi gaji pemain tak
seharusnya jadi kendala. Sejumlah opsi masih bisa dilakukan manajemen
Laskar Patriot, julukan Persipasi, seperti dengan mencicil gaji
pemainnya.
“Ya kalau gak bisa bayar seluruhnya, dicicil kan bisa. Kondisi
keuangan kita sudah seret. Kita gak mau macam-macam, yang jelas
manajemen ada niat baik, yaitu cicil aja,” ujar penjaga gawang Persipasi
Pipik Suratno.
Disinggung mengenai Yulianto yang sedang menunggu haknya dilunasi
Dinas Kesehatan Bekasi sebesar Rp 400 jutaan, Pipik berharap dana
tersebut bisa segera cair. Hanya saja, Pipik juga berharap manajemen tak
menunggu dana tersebut baru membayar hak pemain.
“Berapa pun yang dimiliki Pak Yuli kan bisa diserahkan. Kita sebagai
pemain menerima hal tersebut. Jangan biarkan kami begini dong,” sambung
Pipik lagi sambil menceritakan bahwa pemain sangat membutuhkan dana dari
hak mereka tersebut.
Tak hanya Pipik, gelandang serang Persipasi, Asmar Abu juga
menyatakan hal sama. Menurutnya, manajemen Persipasi, khususnya
Yulianto, memberikan kepastian pemain tentang hak mereka. Tidak
mendiamkannya saja berlarut-larut dan baru memberikan keterangan setelah
mendapat tekanan dari pemain.
“Kami ya pasti bertanya langsung sama dia (Yulianto). Kadang dibalas
kadang tidak itu nyatanya. Kami sebagai pemain pasti menuntut hak kami.
Tolong jangan digantung hak-hak ini. Apa gak bakal dibayar” Yang pasti
aja,” jelas Asmar.
Dalam pandangan Asmar jika manajemen bisa memberi kepastian itu akan
lebih baik. Seandainya manajemen tak ingin melunasi hal tersebut, maka
Yulianto harus memberi keterangan yang pasti sehingga pemain bisa
mengambil sikap mengenai hal ini. Sikap ini tak bisa dilakukan pemain
jika manajemen lari dan terus mencari alasan.
Hutang manajemen Persipasi kepada pemain setidaknya mencapai Rp 600
jutaan ditambah hutang musim lalu sebesar lima bulan gaji. Untuk hutang
musim lalu, baru ada lima pemain saja yang mendapatkan haknya, itu pun
hanya tiga bulan, dan sisanya belum mendapatkan hak tersebut.
“Dari awal kami dibohongi sama manajemen. Kami pikir manajemen yang
baru akan memperbaiki kondisi klub sehingga kita bergabung kembali.
Tetapi nyatanya Persipasi tak bisa memberikan sebagaimana yang
dijanjikan,” tambah Asmar. (Jpnn) (ICH)