Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Jumat, 30 Mei 2014

PSBL Langsa di Ambang Degradasi

By
Updated : Jumat, 30 Mei 2014 00.12.00
Nasib PSBL Langsa berada dalam posisi tidak menguntungkan. Bonden Kota Langsa di ambang degradasi ke Liga Nusantara, menyusul kekalahan telak 1-3 dari Pro Duta FC Medan pada lanjutan divisi utama  Liga Indonesia 2014 petang kemarin.

Hasil buruk mengawali putaran kedua di Stadion Kota Langsa, sangat memalukan. Ya, Rafsanjani, Hendrik Handoko, Razi, Saiful Ramadhana, Samsul Bahri, serta Firdaus Ramadhan tenggelam di jurang degradasi.

Kalau ini terjadi, mereka akan tercatat dalam sejarah PSBL bersama Marzuki Hamid, Hasan Basri, Yusuf Rani, dan pengurus lain. Bahkan, menyusul hasil buruk itu,  pemain bawah Langsa, Rafsanjani tak bisa menutup kekecewaannya. Bahkan, pemain yang sukses membawa

Aceh juara nasional PPLP di Makassar, Sulawesi Selatan, Tahun 2007 meluapkan kekesalan di ruang ganti. Dia begitu kecewa dengan hasil dan prestasi PSBL di kompetisi divisi utama kali ini.

Selepas pertandingan, pelatih Anwar tak dapat berkata apa-apa. Ya, jelas sekali terlihat kekecewaan di raut ayah tiga anak ini. Anwar telah berusaha memberikan yang terbaik bagi Elang Biru. Namun, apa yang terjadi sangat mengecewakan. Bahkan, suporter sepertinya cuma diam membisu akibat kekalahan itu. Kini, peluang untuk lolos dari degradasi semakin tipis.

Jujur saja, penampilan solid yang diperlihatkan ketika Hendrik dkk tampil di kandang PS Bintang Jaya Asahan, PSMS Medan, dan Pro Duta sama sekali tak terlihat. Salah passing, tak mau bergerak dan yang paling ironis, anak-anak Langsa bermain tanpa semangat. Padahal di satu sisi, mereka terancan masuk degradasi untuk berkumpul dengan klub medioker.

“Saat ini, posisi PSBL berada dalam keadaan gawat. Seharusnya pak ketua umum, pengurus, dan manajemen mau memberikan kepedulian dan perhatian lebih kepada pemain. Kalau PSBL degradasi, maka pengurus siap-siap untuk kami minta tanggungjawab. Ingat, hanya PSBL satu-satunya kebanggaan masyarakat Langsa,” tegas suporter dan penonton kepada Serambi setelah pertandingan.

Seharusnya, ketua umum, pengurus, manajemen, dan panitia, sambung mereka, bukan hanya datang untuk menonton. Namun, elemen tersebut harus juga mematau faktor non teknis terhadap PSBL Langsa. “Masak kita main di kandang sendiri, habis-habisan dikerjai wasit. Semua tim lawan begitu gampang menyetel perangkat pertandingan. Kondisi ini tentu saja berdampak terhadap PSBL. Pengurus serta manajemen harus punya malu dengan prestasi tim,” kritik penonton.

Tanda-tanda pertandingan akan tak normal sudah terlihat sejak di gelar meeting tim pada Selasa (27/5) malam. Betapa tidak, seluruh perangkat pertandingan kecuali Pengawas Pertandingan (PP) tak ada hadir untuk ikut meeting. Para wasit ini hadir ke Langsa menjelang pertandingan.

Kekhwatiran publik terhadap kinerja wasit terbukti. Karena, pemain bawah Pro Duta sebanyak tiga kali melakukan hands-ball dalam kotak penalti dibiarkan begitu saja oleh wasit. Kecuali itu, Bissa Donald yang berulangkali dijatuhkan di kotak terlarang sama sekali tidak dianggap pelanggaran. Sebaliknya, jika pemain Pro Duta terkena, sang wasit cepat-cepat membunyikan pluit.

Jujur saja, pemain asing asal Pantai Gading, Bissa Donald dipaksa bermain sendirian. Akibatnya, ketika mantan pemain PSAP Sigli dan PSIR Rembang membawa bola, maka empat hingga tiga punggawa Pro Duta langsung menggepungnya. Tak ada bantuan sama sekali dari lini kedua seperti Moussa Traore dkk untuk memberi dukungan.

Pun begitu, Bissa masih dapat melepaskan tiga tendangan yang nyaris menghasilkan gol. Dua tembakan ke arah masih bisa ditip ke luar oleh Yudha Andika, kiper Pro Duta. Kecuali itu, tendangan bebasnya juga masih diblok. Satu-satunya gol PSBL dihasilkan Bissa melalui tendangan salto indah pada menit 47.

Tiga gol bersarang ke gawang Langsa akibat rapuhnya lini belakang. Terlebih, Pro Duta hanya memanfaatkan serangan balik dari Gozali Siregar, Yusuf Effendi, dan Fiwi Dwipan. Tiga gol besutan Ansari Lubis dicetak Arif Sajali satu menit menjelang turun minum, Romy Agustiawan di menit 64, dan Fiwi Dwipan pada masa injury-time.

Sementara itu, sebelum laga dimulai, panitia meminta semua yang hadir di Stadion Langsa, ikut bersama pemain kedua kesebalasan mengirimkn doa, kepada pemain Persiraja yang meninggal, Akli. Ini untuk kedua kalinya pemain PSBL memakai pita hitam untuk Akli setelah sebelumnya di Stadion Teladan, ketika melawan Pro Duta. Hening cipta itu dipimpin Sekrearis Umum PSBL, Hasan Basri. (aceh.tribunnews)







Berita Terkait

Comment