Ya, Laskar Mataram – julukan PSIM –
berhasil menghancurkan tamunya. Dua hadiah penalti dari wasit Ahmad
Tuharea turut membantu klub besutan Seto Nurdiyantara tersebut meraih
poin absolut. Di babak pertama, PSIM sukses unggul 2-0 lewat gol penalti
Topas Pamungkas pada menit ke-6 serta Tony Yuliandri di menit 26’.
Di menit 76’, PSIM kembali memperoleh
penalti, setelah Munawir Basri melanggar Hendika Arga Permana. Andi
Kurniawan sukses menaklukkan gawang Agung Hari Mukti. Sedangkan sebiji
gol MPFC tercipta pada menit 48’ melalui sontekan Tito Purnomo. MPFC
juga kehilangan Munawir Basri sejak menit 78’. Wasit Ahmad Tuharea
mengganjar Basri dengan kartu merah lantaran dianggap melakukan protes
keras.
Hasil negatif di kandang PSIM Jogjakarta
ini membuat kubu MPFC uring-uringan. Manajer MPFC Trubus Reksodirdjo
menyebut wasit sebagai biang kekalahan timnya. ‘’Penalti sampai dua kali
itu sangat kontroversial,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Madiun.
Kapten MPFC Agus Riawan juga sangat
kesal dengan keputusan pengadil di lapangan. Menurutnya, penalti tak
pantas diberikan karena tidak ada benturan keras yang membahayakan
pemain PSIM. Sebaliknya, dia menuding pemain lawan terlalu mudah jatuh.
Riawan juga meminta maaf kepada The Mad
Mania yang mengawal sampai Jogjakarta karena gagal mencuri poin. ‘’Kami
heran dengan keputusannya (wasit). Jelas ini merugikan bagi MPFC,
apalagi sampai Nawir dikartu merah,’’ ucapnya.
Kondisi MPFC di laga kemarin memang
sulit. Bomber andalannya Toure Mochtar tidak bisa turun lantaran harus
menjalani hukuman. Mochtar sebelumnya diganjar kartu merah saat melawan
Perseman. Coach Wahyudi juga tak bisa memainkan gelandang andalan Arfan
Ariwijaya karena mengalami dislokasi tulang, juga ketika bertanding
melawan Perseman.